- Coronavirus menghantam harga PE di pasar lokal India
- Para pembeli lebih suka menunggu saja karena lockdown diperpanjang
- Pasar PE India diprediksi akan tetap sepi setelah adanya lockdown
Selama bulan April 2020, pasar PE India sangat terpukul oleh wabah Coronavirus. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh SSESSMENTS.COM, tidak ada kesepakatan harga untuk material lokal dan impor selama bulan April. Produsen utama petrokimia India melakukan penyesuaian menurun sebanyak INR1.000/ton ($13/ton) pada penawaran HDPE Film dan INR2.000/ton ($26/ton) pada LLDPE Film C4 yang berlaku mulai tanggal 1 April. Produsen tersebut membuat pengurangan harga lebih lanjut yang berlaku mulai tanggal 10 April. Penawaran untuk HDPE Film dan LDPE Film disesuaikan turun masing-masing sebesar INR3.000/ton ($39,5/ton) dan INR2.500/ton ($33/ton). Demikian juga, penawaran untuk LLDPE Film C4 juga turun sebesar INR4.000/ton ($53/ton).
Di pasar impor, penawaran untuk kargo PE impor berkisar di sekitar level $700/ton pada pekan yang dimulai tanggal 6 April. Beberapa pelaku pasar memberitahu SSESSMENTS.COM telah menerima penawaran untuk kargo HDPE Film dan kargo LLDPE Film C4 asal Timur Tengah dengan harga masing-masing $720/ton dan $730/ton, dalam LC at sight, basis CIF Pelabuhan Utama India. Untuk kargo asal AS, HDPE Film impor tersedia dengan harga $700/ton dengan ketentuan pembayaran dan pengiriman yang sama. Pada pekan terakhir bulan ini, yang dimulai pada tanggal 27 April, kargo HDPE Film asal Saudi tersedia dengan harga $40/ton lebih rendah dari penawaran yang tersedia pada awal bulan April. Namun, penawaran impor yang lebih rendah gagal menarik minat para pembeli karena sebagian besar mengharapkan pengurangan harga yang lebih besar dengan mempertimbangkan penurunan harga minyak mentah.
Pasar PE India sepi karena negara itu berada di bawah lockdown Coronavirus sejak tanggal 25 Maret, mematikan semua moda transportasi umum, layanan tidak penting dan lembaga pendidikan. Awalnya, lockdown itu ditetapkan akan berakhir pada tanggal 14 April. Namun, karena jumlah kasus yang dikonfirmasi terus meningkat, lockdown itu diperpanjang hingga tanggal 17 Mei. Untuk menghidupkan kembali kegiatan perekonomian, pemerintah mengizinkan beberapa pabrik untuk melanjutkan produksi berlaku mulai hari Senin, 20 April. Di bagian produksi, SSESSMENTS.COM diberitahu bahwa GAIL Ltd telah menutup dua unit HDPEnya yang berlokasi di Pata, India dengan kapasitas masing-masing sebesar 100.000 ton/tahun. Demikian juga, IOCL juga menutup line ethylene dengan kapasitas 200.000 ton/tahun milik perusahaan itu di tengah-tengah lockdown. Haldia Petrochemicals Ltd (HPL) menutup cracker dan pabrik polimernya setelah adanya lockdown oleh pemerintah. Pada pekan terakhir bulan tersebut, HPL dilaporkan beroperasi pada tingkat 70% dari total kapasitas. Dari sisi para konverter, aktivitas produksi hanya berjalan pada kapasitas 20-30% dari total output.
Memasuki bulan Mei, para pelaku pasar India memperkirakan pasar PE akan tetap lambat karena sebagian besar trader fokus pada penjualan persediaan atau mencari modal kerja untuk menjalankan kembali rantai pasokan yang berantakan karena pandemi Coronavirus. Saat ini, para pelaku pasar masih menunggu kebijakan resmi dari pemerintah India setelah mengirim rekomendasi untuk tidak memberikan bea COVID-19 pada impor polymer sambil memberikan larangan impor produk plastik dari Cina, sebagaimana dinyatakan pada SSESSMENTS.COM.