- Penawaran PVC lokal dan impor menunjukkan pergerakan yang berlawanan di bulan Mei
- Permintaan lesu pada bulan Mei telah menyebabkan persediaan tinggi pada pihak produsen lokal
- Para pelaku pasar Indonesia menyatakan pandangan yang berbeda untuk penetapan harga
Selama bulan Mei, data SSESSMENTS.COM menunjukkan bahwa penawaran PVC lokal dan impor di Indonesia menunjukkan pergerakan yang beragam. Dari pasar lokal, penawaran untuk pengiriman bulan Mei dari beberapa produsen di negara ini telah muncul dengan penurunan sebanyak $160/ton dibandingkan dengan bulan April. Pada awal pekan 4 Mei, beberapa konverter berhasil membuat kesepakatan harga dengan salah satu produsen lokal dengan harga $700/ton dalam tunai, basis FD Indonesia dan belum termasuk PPN 10%, dengan nilai tukar mata uang pada Rp15.000 per USD. Pada saat yang sama, beberapa konverter memutuskan untuk membatalkan pengadaan bulan Mei karena mereka telah menghentikan aktivitas produksi hingga awal bulan Juni karena pandemi Coronavirus. Dari pasar impor, penawaran untuk pengiriman bulan Juni dari produsen utama PVC Taiwan muncul di pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dengan kenaikan sebesar $40/ton dibandingkan dengan penawaran untuk pengiriman bulan Mei. Tercatat sejak tanggal 21 Mei, penawaran lokal atau impor jarang terjadi karena sebagian besar pelaku pasar sedang dalam liburan Idul Fitri pada waktu itu.
Secara umum, permintaan PVC di Indonesia melambat sepanjang bulan Mei sebagai dampak dari wabah Coronavirus. Salah satu produsen lokal menyoroti bahwa keadaan permintaan selama bulan tersebut adalah yang terburuk dalam sejarah, bahkan lebih buruk daripada krisis keuangan pada tahun 2008, penjualan perusahaan hanya sekitar 15-20% dari normal. Demikian pula, beberapa konverter juga menyesalkan bahwa penjualan mereka hanya sekitar 25-30% dari normal. Pada saat itu, beberapa pembeli lebih memilih untuk membeli sesuai dengan kebutuhan, sementara yang lain masih tetap berada di pinggir karena permintaan yang lambat untuk produk jadi. Selain itu, meskipun pemerintah Indonesia telah melarang semua warga negara untuk pulang ke kampung halaman mereka untuk Idul Fitri dan memindahkan cuti bersama Idul Fitri empat hari ke tanggal 28-31 Desember dari tanggal 26-29 Mei, sebagian besar konverter telah memutuskan untuk menghentikan aktivitas produksi mulai tanggal 21 Mei hingga awal bulan Juni, dengan alasan kurangnya pesanan yang harus dipenuhi selama periode waktu tersebut. Dari sisi pemasok, sebagian besar produsen memiliki tingkat persediaan tinggi sebagai akibat dari permintaan yang lesu, SSESSMENTS.COM diberitahu. Dalam berita pabrik, pabrik PVC milik Standard Toyo Polymer Indonesia yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 82.000 ton/tahun dilaporkan telah dalam penutupan untuk keperluan maintenance sejak tanggal 27 Mei. Sebelum maintenance dilakukan, produsen tersebut juga telah menutup pabrik pada tanggal 23 Mei karena liburan Idul Fitri.
Menjelang bulan Juni, para pelaku pasar Indonesia menyatakan pandangan berbeda kepada SSESSMENTS.COM terkait harga. Beberapa pemain pasar berpendapat bahwa penawaran PVC lokal mendatang kemungkinan akan mengikuti tren internasional. Namun, beberapa yang lain menyatakan harga PVC lokal akan sangat bergantung pada permintaan domestik. Oleh karena itu, meskipun produsen utama PVC Taiwan meningkatkan penawaran untuk pengiriman bulan Juni, penawaran PVC lokal akan agak sulit untuk mengikuti arah yang sama mengingat lemahnya permintaan yang diperkirakan akan masih tetap stagnan di bulan mendatang.
Klik di bawah ini untuk melihat berita dan konten terkait PVC Indonesia:
WeeklySSESSMENTS: Harga PVC Indonesia Awal Pekan 4 Mei