Produsen utama PVC Indonesia mengatakan kepada SSESSMENTS.COM bahwa perusahaan itu sedang berdiskusi dengan pelanggan Cina dengan maksud untuk mengekspor bahan mereka. Menurut sumber pasar tersebut, ide penjualan berada pada rentang harga $600-620/ton sesuai dengan perkiraan pembeli asal Cina, tetapi produsen itu masih terbuka untuk menerima tawaran pada harga antara $30-60/ton lebih rendah dari harga tersebut. Menurut database harga SSESSMENTS.COM, harga PVC berbasis ethylene di pasar lokal Cina sekarang rata-rata $660/ton dalam mata uang USD dan tidak termasuk PPN 13%.
Produsen tersebut juga khawatir tentang penawaran dari produsen utama PVC asal Taiwan yang dapat membuat penawaran di bawah $620/ton, atau paling tidak $150/ton lebih rendah dibandingkan dengan penawaran pengiriman bulan April. SSESSMENTS.COM menemukan bahwa sebagian besar perodusen PVC berbasis acetylene di Cina telah menghentikan produksi mereka karena biaya produksi yang terlalu tinggi. Sementara itu, produsen PVC berbasis ethylene asal Cina masih menjalankan pabrik mereka tetapi memiliki kesulitan untuk mengekspor karena adanya lockdown terjadi di pasar yang dituju, seperti Malaysia.
Menurut produsen itu, fokus mereka sekarang adalah untuk membantu perusahaan di Vietnam untuk memenuhi permintaan domestik karena kapasitas produksi mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan. Sumber pasar juga mendengar bahwa banyak produsen PVC Asia Tenggara telah mengurangi tingkat operasional mereka karena rendahnya permintaan di pasar. Di pasar lokal, produsen itu melaporkan kepada SSESSMENTS.COM bahwa produsen tersebut tidak mendapatkan kesepakatan harga apapun. Wabah COVID-19 telah mempengaruhi pasar Indonesia dan mungkin juga mempengaruhi maintenance pada dua pabrik VCM, yang dijadwalkan akan ditutup mulai bulan Juni hingga Agustus.
Produsen tersebut juga berbagi kepada SSESSMENTS.COM bahwa permintaan masih ada di Pakistan untuk kargo PVC yang terjual pada harga di atas level $700/ton karena pajak dan biaya pengiriman. Produsen itu tidak melibatkan dirinya di pasar Bangladesh dimana persaingan cukup ketat antara para produsen Taiwan dan Amerika Serikat. Sementara itu, produsen itu tidak bisa menjual ke Australia dan Selandia Baru dikarenakan adanya lockdown.
Klik tautan dibawah ini untuk melihat berita dan konten terkait PVC :