Sebagaimana yang dicatat oleh SSESSMENTS.COM, tingkat penerimaan para pembeli Asia Tenggara untuk penawaran PE impor asal Timur Tengah berubah secara signifikan mengikuti harga minyak mentah Amerika Serikat yang negatif. Divisi pemasaran dari produsen PE Timur Tengah menginformasikan kepada SSESSMENTS.COM bahwa pekan ini, penawaran dari perusahaannya tidak berubah dari pekan sebelumnya, namun harga dianggap tidak terjangkau karena tidak ada pembeli yang mau membeli dengan harga tinggi saat ini. Karena itu, perusahaannya menanyakan ide pembelian pelanggan dan meminta mereka mengajukan tawaran.
Untuk LLDPE Film C4, sebagian besar pelanggan di Malaysia, Indonesia dan Singapura, mengajukan tawaran antara $80-100/ton lebih rendah dari tingkat penawaran awal. Sedangkan untuk kargo HDPE Film dan LDPE Film, sebagian besar pelanggan di Indonesia dan Malaysia menempatkan tawaran masing-masing pada harga $60-80/ton dan $80/ton, lebih rendah dari tingkat penawaran awal. Selain itu, setelah adanya berita mengenai harga minyak mentah Amerika Serikat yang negatif, banyak pelanggan yang menghubungi dan meminta kompensasi harga karena mereka membeli kargo pada harga yang tinggi sebelumnya. “Dengan mempertimbangkan harga ethylene saat ini, beberapa pelanggan juga memperkirakan harga PE turun lebih jauh ke level ambang batas $500/ton,” sumber pasar itu menambahkan kepada SSESSMENTS.COM.
Secara spesifik di Malaysia, sebagian besar pabrik masih beroperasi pada tingkat 5%, karena mereka tidak ingin menjalankan pabrik pada tingkat yang lebih tinggi. Beberapa pemain pasar yang besar diberikan izin untuk menjalankan operasi pada kapasitas penuh, tetapi mereka kekurangan tenaga kerja, karena beberapa pekerja berasal dari zona merah dan mereka tidak diizinkan untuk pergi bekerja. Berkaitan dengan hal tersebut, meskipun para pabrik pengguna akhir juga menjalankan operasi pada tingkat 50% karena mereka menghindari beberapa masalah. Secara keseluruhan, SSESSMENTS.COM mencatat bahwa bisnis di Malaysia masih lambat, gudang penuh semenjak permintaan bahan baku dan produk jadi menurun.
Sumber pasar tersebut juga berbicara lebih lanjut tentang harga minyak mentah Amerika Serikat yang negatif, sumber pasar tersebut mengatakan kepada SSESSMENTS.COM bahwa Cina akan menjadi salah satu negara yang diuntungkan dari situasi ini, karena mereka dapat membeli dan menyerap sejumlah volume pada saat ini. Setelah itu, ada India dan beberapa kilang di Indonesia yang terdengar juga membeli minyak mentah. Untuk harga minyak mentah Brent, sumber pasar tersebut tidak yakin apakah harga akan turun juga mengikuti West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat.
Sumber pasar tersebut juga berpendapat kepada SSESSMENTS.COM bahwa prospek pasar PE masih tetap suram. Beberapa bulan kedepan akan tetap sangat sulit bagi para pemain pasar. Bahkan bank akan memiliki masalah besar karena hutang yang belum dibayar karena pelanggan tidak dapat membayar pinjaman mereka. Pemerintah juga berjuang karena mereka menghabiskan banyak dana dalam perjuangan untuk memerangi pandemi Coronavirus.
Klik tautan di bawah ini untuk melihat berita dan konten terkait PE Asia Tenggara:
NewsSSESSMENTS: Produsen PE Thailand Menyesuaikan Penawaran ke Indonesia, Terbuka untuk Negosiasi
NewsSSESSMENTS: Kelebihan Pasokan Mendorong Harga Ethylene di Asia ke Rekor Terendah yang Baru
