Permintaan di Pasar Asia Tenggara Masih Tetap Stagnan, Keberlanjutan Tren Harga PE Saat Ini Dipertanyakan
- Perubahan substansial dalam penawaran PE untuk pengiriman bulan Juli diumumkan oleh produsen polyolefin Malaysia
- Permintaan masih tetap lambat secara umum
- Harga PE lokal dan impor diperkirakan akan masih tetap kuat, didukung oleh biaya monomer yang lebih kuat
SSESSMENTS.COM diberitahu bahwa permintaan di pasar Asia Tenggara masih tetap stagnan, sehingga keberlanjutan tren harga PE saat ini dipertanyakan. Di Thailand, penawaran untuk kargo PE lokal di semua grade dari produsen lokal meningkat sebesar THB500/ton ($16/ton) dari pekan lalu karena pasokan yang terbatas dan biaya monomer yang kuat. Namun, penawaran dari beberapa trader untuk kargo PE lokal di semua grade sebesar THB500/ton ($16/ton) lebih rendah dari penawaran produsen tersebut karena mereka masih memiliki beberapa persediaan dari pengadaan sebelumnya ketika harga lebih rendah dan jumlahnya terbatas. Sementara seorang trader menyatakan bahwa penawaran untuk kargo PE lokal di semua grade dari pihak perusahaan masih tetap stabil dari sepekan sebelumnya karena kenaikan harga tidak akan efektif kecuali penawaran tersebut dapat diterima oleh para pembeli. Meskipun terdapat pergerakan, para pembeli masih menunjukkan tanggapan dingin, dan kesepakatan harga yang dicapai masih terbatas. Di Filipina, penawaran untuk HDPE Film dan LLDPE Film C4 lokal dari produsen utama polyolefin Filipina tercatat lebih tinggi antara PHP1.000-2.000/ton ($20-40/ton) dibandingkan pekan lalu yang didukung oleh harga monomer yang tinggi. Sumber pasar tersebut menambahkan bahwa alokasi tersebut sangat terbatas karena kekurangan kargo karena banyak kargo terdampar di pelabuhan Cina setelah produsen tersebut menjual kargo PE dalam jumlah yang besar ke pasar Cina pada akhir bulan lalu. Sementara itu, di Malaysia, penawaran kargo PE lokal di semua grade masih tetap stabil pada perbandingan mingguan.
Dari pasar impor, penawaran dari produsen polyolefin Malaysia untuk HDPE Film pengiriman bulan Juli muncul dengan kenaikan sebesar $70/ton dari level pengiriman bulan Juni, berada pada harga $850/ton. Sumber pasar tersebut mengungkapkan bahwa kesepakatan harga yang dilakukan dicapai pada $20/ton lebih rendah dari tingkat penawaran awal. Untuk kargo HDPE Film impor asal Thailand, kesepakatan harga yang dilakukan juga dicapai pada harga $830/ton. Sementara untuk kargo asal AS, penawaran untuk HDPE Film dan LLDPE Film C4 tercatat berada pada rentang harga $790-800/ton, antara $130-150/ton lebih tinggi dari bulan lalu. Semua penawaran dalam LC at sight, basis CIF pelabuhan utama Filipina. Meskipun penawaran dianggap menarik, para pembeli masih ragu karena jangka waktu pengiriman akan memakan waktu sekitar tiga atau empat bulan untuk kargo asal AS untuk tiba di Filipina. Sumber pasar menambahkan kepada SSESSMENTS.COM bahwa penawaran kargo LDPE Film regional ke Thailand berada pada rentang harga $930-940/ton dalam LC at sight, basis CIF pelabuhan utama Thailand.
Secara umum, permintaan PE di Asia Tenggara masih dianggap lambat meskipun peningkatan tercatat. Sebagaimana dijelaskan kepada SSESSMENTS.COM, tren naik saat ini dalam harga PE hanya didukung oleh alokasi terbatas dan harga monomer yang kuat. Sumber pasar menambahkan bahwa sebagian besar pembeli sudah memiliki persediaan yang cukup dan beberapa cukup untuk digunakan untuk dua atau tiga bulan ke depan, karenanya, para pembeli tidak terburu-buru dalam melakukan pembelian meskipun terdapat kenaikan yang kuat dalam harga PE. Sementara itu, di Filipina, tidak semua konverter melanjutkan kembali aktivitas produksi karena lockdown di Metro Manila baru dicabut pada tanggal 1 Juni. Dengan demikian, para pelaku pasar mempertanyakan keberlanjutan tren harga saat ini tanpa permintaan yang aktual untuk mendukung. Di sisi pasokan, seorang konverter Malaysia melaporkan ketatnya pasokan LLDPE Film C4, namun, tidak ada dampak yang tercatat terhadap produksi. Pada sektor produksi, sumber-sumber pasar menginformasikan bahwa PTT Thailand Public Company Ltd telah memulai kembali aktivitas produksi di pabrik HDPE milik perusahaan tersebut yang memiliki kapasitas sebanyak 300.000 ton/tahun pada tanggal 8 Juni. Sementara pabrik LLDPE yang lama memiliki kapasitas sebanyak 400.000 ton/tahun ditutup pada tanggal 4 Juni karena masalah teknis. Sampai saat ini, belum ada informasi terperinci mengenai tanggal dimulainya aktivitas produksi.
Ke depannya, sebagian besar pelaku pasar Asia Tenggara berpendapat kepada SSESSMENTS.COM bahwa harga PE lokal dan impor kemungkinan besar akan masih tetap kuat dalam waktu dekat dengan alasan terbatasnya pasokan dan kuatnya harga monomer. Sementara untuk permintaan, diprediksi masih tetap sama karena pasar masih di tengah proses pemulihan.