Pelaku Pasar Di Indonesia: Supplier Tawarkan Kargo PE Dengan Harga Menarik Untuk Tingkatkan Penjualan
- Harga lokal turun setelah kenaikan beruntun selama 9 pekan, dipicu oleh rendahnya permintaan
- Langkah pemerintah untuk menghentikan penggunaan plastik sekali pakai menimbulkan kekhawatiran di antara pemain pasar
- Suplai di wilayah tertentu masih terbatas
Pelaku pasar di Indonesia mengungkapkan kepada SSESSMENTS.COM bahwa sebagian besar produsen dan trader di Indonesia secara agresif menawarkan kargo PE dengan harga menarik dalam upaya untuk mendapatkan pangsa pasar dan untuk meningkatkan penjualan. Sebagaimana diinformasikan, tren harga di pasar PE domestik Indonesia telah berbalik arah. Menurut sumber, harga PE di Indonesia tampaknya mengalami penurunan setelah kenaikan selama sembilan minggu berturut-turut. Pada pekan ini sebagian besar harga anjlok karena pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat mempengaruhi tren permintaan. merosotnya tren permintaan dari sektor hilir telah memicu persaingan ketat di industri karena sebagian besar pemasok berkompetisi untuk menurunkan harga. Dibandingkan dengan daftar harga sebelumnya, produsen poliolefin terbesar di Indonesia menerapkan penurunan harga sebesar Rp30.000-260.000/ton ($2-18/ton) untuk komoditas HDPE, dan sebesar Rp190.000/ton ($13/ton) untuk komoditas LLDPE Film C4. Dengan pengecualian untuk komoditas metallocene. Dari sisi trader, salah satu trader lokal di Indonesia menurunkan harga penawaran dua kali pada pekan ini; total, harga penawaran komoditas LLDPE Film C4 turun sebesar Rp550.000/ton ($38/ton), sementara harga penawaran untuk komoditas HDPE Film turun sebesar Rp650.000/ton ($45/ton) semua dibandingkan dengan level harga minggu lalu. Sementara itu, sebagian besar trader lokal mengutip harga penawaran yang lebih rendah untuk kargo localized ke pasar domestik minggu ini, dengan penurunan harga berkisar antara Rp100.000-700.000/ton ($6,8-48/ton) dalam perbandingan minggu ke minggu. Sebaliknya, perusahaan trading terbesar di Indonesia memilih untuk menaikkan harga komoditas localized HDPE Film, LDPE Film, dan LLDPE Film C4 asal Asia tenggara sebesar Rp100.000/ton ($6,8/ton) dibandingkan dengan minggu lalu, yang dipicu oleh depresiasi mata uang Rupiah terhadap US dollar. Sumber mengungkapkan bahwa sebagian besar supplier domestik tersebut bersedia untuk memberikan diskon tergantung pada volume pembelian.
Dari pasar impor, sebagian besar konverter di Indonesia menerima penawaran PE dari beberapa produsen asal Timur Tengah, dengan harga yang masih melambung tinggi. Salah satu produsen asal Saudi memilih untuk meningkatkan harga penawaran untuk komoditas HDPE film sebesar $70/ton, sementara harga penawaran untuk komoditas LLDPE Film C4 mengalami kenaikan sebesar $50/ton dibandingkan dengan level harga bulan lalu. Demikian pula, produsen asal Uni Emirate Arab juga menawarkan kargo HDPE Film ke pasar Indonesia dengan harga $50/ton lebih tinggi dari tingkat penawaran yang tersedia di minggu sebelumnya. Sebaliknya, harga impor komoditas LDPE Film dan LLDPE Film C4 dari produsen asal Qatar mengalami penurunan antara $10-40/ton, sementara harga penawaran untuk komoditas HDPE Film masih relatif stabil dari dua pekan sebelumnya. Adapun untuk kargo asal Asia Tenggara, salah satu produsen asal Thailand belum merilis penawaran baru ke pasar Indonesia minggu ini, tetapi memberikan gambaran bahwa kemungkinan harga akan mengalami penurunan sebesar $10-20/ton dari minggu lalu. Beberapa sumber mengungkapkan bahwa beberapa pembeli beralih ke pasar domestik minggu ini karena harga impor yang dinilai tidak atraktif.
Pasar PE Indonesia secara keseluruhan masih cenderung lesu. Selama sepekan, sebagian besar konverter di Indonesia lebih memilih untuk menghentikan kegiatan pembelian karena sebagian besar harga spot PE masih berada pada level yang sangat tinggi, ditambah dengan rendahnya tingkat permintaan dari sektor pengguna akhir. Sementara itu, langkah pemerintah untuk menghentikan penggunaan plastik sekali pakai di beberapa kota besar juga telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemain pasar di Indonesia terhadap pertumbuhan tren permintaan polimer, terutama untuk komoditas HDPE Film. Akan tetapi, beberapa konverter masih melihat adanya tren permintaan yang tinggi dari sektor kemasan bahan makanan dan minuman. Sejauh ini, output produksi di beberapa produsen di Indonesia masih kurang dari kapasitas normal, atau sekitar 50-70% dari output normal tergantung pada pangsa pasar mereka. Dari segi suplai, beberapa supplier lokal masih terbebani dengan tingkat pasokan yang tinggi di tengah tren permintaan hilir yang semakin menyusut. Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa pasokan di beberapa wilayah, seperti Medan, masih terbatas karena masalah logistik.
Pelaku pasar di Indonesia beropini kepada SSESSMENTS.COM bahwa harga lokal dan impor PE hanya akan berfluktuasi dalam kisaran tertentu, mengacu pada harga monomer yang masih tinggi. Lambatnya pertumbuhan tingkat permintaan juga diproyeksikan akan dapat menghambat laju kenaikan harga, mengingat tidak semua sektor industri di Indonesia bergerak ke arah yang positif.