Penerapan "Normal Baru" Belum Menimbulkan Dampak Yang Signifikan Pada Pasar PE Indonesia
- Beberapa trader mengimplementasikan strategi penentuan harga yang berbeda pada penawaran PE lokal untuk menarik minat para pembeli
- Keterbatasan Pasokan untuk LLDPE Film C4 di pasar lokal masih tetap terjadi
- Harga PE terkini diperkirakan akan bertahan, prospek permintaan masih belum jelas
Sumber-sumber pasar yang dikontak oleh SSESSMENTS.COM menyatakan bahwa implementasi "normal baru" belum menimbulkan dampak yang signifikan pada pasar PE Indonesia. Pada pekan yang berawal tanggal 6 Juli, produsen utama polyolefin Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat penawaran yang stabil untuk grade mLLDPE C6, dan HDPE kecuali untuk grade HDPE Blow Moulding yang bergerak naik sebesar Rp140.000/ton ($9/ton). Pekan ini, produsen tersebut juga meningkatkan harga LLDPE Film C4 sebesar Rp150.000/ton ($10/ton). Namun, beberapa pemain pasar menyebutkan bahwa produsen tersebut tidak memiliki penawaran kargo spot untuk grade LLDPE Film C4 karena adanya masalah pengiriman ditambah lagi dengan adanya masalah produksi. Dari pihak para trader tersebut, beberapa diantaranya mempertahankan penawaran tetap stabil untuk grade HDPE dan LLDPE Film C4 lokal, sementara beberapa yang lainnya harus menurunkan penawaran untuk grade HDPE Film dan LLDPE Film C4 lokal sebanyak Rp150.000/ton ($10/ton) untuk menarik minat para pembeli. Sementara itu, trader lain menaikkan penawaran untuk HDPE Film dan LLDPE Film C4 lokal antara Rp200.000-300.000/ton ($14-21/ton). Untuk kargo localized, seorang produsen PE asal Thailand memberikan penawaran dalam mata uang Rupiah seharga IDR300.000/ton ($21/ton) lebih tinggi untuk HDPE Film dan LLDPE Film C4 dan pada level harga yang stabil untuk LDPE Film. Dari Malaysia, penawaran untuk kargo LLDPE Film C4 localized meningkat sebanyak DR100.000/ton ($7/ton). Semua perubahan harga dalam perbandingan pekanan. Selain itu, seorang konverter memberitahukan bahwa pihaknya telah menerima penawaran untuk kargo LDPE Film localized asal Malaysia dengan harga yang bergerak Rp1.450.000/ton ($100/ton) lebih tinggi dari dua pekan sebelumnya. Di waktu yang sama, konverter tersebut juga menerima penawaran HDPE Film dan LLDPE Film localized asal Malaysia pada tingkat harga yang stabil dibandingkan dengan periode waktu yang sama. Dalam hal kesepakatan harga, seorang manufaktur berhasil mendapatkan sejumlah volume untuk kargo LLDPE Film C4 lokal melalui seorang trader dengan kesepakatan harga dicapai pada level Rp300.000/ton ($21/ton) lebih rendah dari harga penawaran awal.
Pada pasar impor, seorang produsen PE asal Thailand mempertahankan penawaran tetap stabil untuk grade HDPE, LDPE Film dan LLDPE Film. Demikian pula, seorang trader asal Indonesia menerima harga yang tidak berubah untuk kargo HDPE Film impor asal Saudi dan AS, serta Singapura dan kargo LLDPE Film C4 asal AS. Semua dibandingkan dengan level pada pekan sebelumnya. Khusus untuk kargo asal AS, kargo sudah tersedia di Port Klang, Malaysia, tetapi trader itu tidak mempertimbangkan untuk membeli kargo tersebut karena harganya tidak dapat diterima. Sementara itu, sebuah rumah dagang global menyatakan bahwa kargo LLDPE Film C4 asal AS meningkat sebesar $40/ton. Tawaran dari para pembeli seharga $825/ton, atau pada level $45/ton lebih rendah dari tingkat penawaran awal ditolak oleh trader tersebut. Dari Filipina, trader itu juga menyatakan bahwa penawaran LLDPE Film C4 impor menanjak $70/ton. Keduanya dibandingkan dengan harga pada awal bulan Juni. Dari sisi para konverter, salah satu dari mereka melaporkan telah menerima kargo HDPE Blow Moulding asal Singapura pada harga $100/ton lebih tinggi dari level bulan sebelumnya dan LDPE Film asal Malaysia pada harga $50/ton lebih tinggi dibandingkan dengan periode waktu yang sama. Konverter lain memberikan informasi bahwa HDPE Film asal Timur Tengah dan LLDPE Film C4 asal AS telah tersedia dengan kenaikan harga sekitar $75/ton pada perbandingan bulanan. Konverter tersebut memutuskan untuk membeli kedua kargo itu dengan harga $10/ton lebih rendah dari level penawaran awal, sebagaimana dijelaskan kepada SSESSMENTS.COM.
Sebagaimana dilaporkan pada SSESSMENTS.COM, permintaan secara keseluruhan untuk resin PE di pasar domestik Indonesia masih tetap lemah pekan ini terlepas dari adanya sedikit peningkatan pada pihak beberapa trader. Tidak ada peningkatan signifikan yang terlihat dari penerapan "normal baru". Bahkan, penjualan pekan ini untuk resin PE agak menurun dari pekan sebelumnya disebabkan oleh sebagian besar konverter yang sudah selesai dengan kegiatan pembelanjaan isi ulang persediaan. Sama halnya dengan resin, belum ada peningkatan yang terlihat juga dalam hal penjualan produk jadi. Akan tetapi, permintaan untuk kantong plastik masih ada meskipun terdapat peraturan yang melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai yang dilakukan oleh pemerintah Jakarta mulai tanggal 1 Juli. Dalam hal pasokan, beberapa trader melaporkan sedang memiliki keterbatasan pasokan untuk semua grade PE pada pihaknya. Sementara itu, pasokan yang terbatas untuk grade LLDPE Film C4 di pasar domestik masih tetap terjadi meskipun pabrik LLDPE milik Chandra Asri Petrochemical yang berkapasitas 400.000 ton/tahun mulai beroperasi secara normal sejak tanggal 1 Juli. Alasan di balik kelangkaan ini adalah karena produsen tersebut hanya dapat memproduksi grade LLDPE utama pada pekan ini.
Ke depannya, sebagian besar pemain pasar yang dihubungi oleh SSESSMENTS.COM mempercayai bahwa harga PE lokal dan impor akan berkisar atau cenderung meningkat dengan mempertimbangkan rendahnya persediaan di pasaran dan harga ethylene yang tinggi. Dari sisi permintaan, prospeknya masih belum jelas akan tetapi para pemain pasar berharap bahwa pasar PE di Indonesia secara bertahap akan membaik sejalan dengan kondisi "normal baru".