Pasar PP Asia Tenggara Masih Tertatih-tatih Akibat Dampak Coronavirus, Prospek Masih Tetap Suram
- Harga PP lokal di Thailand stabil tetapi level ini dianggap tidak terjangkau
- Penjualan para trader secara keseluruhan di Asia Tenggara turun antara 30-40%
- Prospek pasar untuk PP di Asia Tenggara masih tetap suram
Pasar PP Asia Tenggara masih tertatih-tatih karena dampak Coronavirus dan meninggalkan prospek yang suram, SSESSMENTS.COM mencatat. Di Thailand, penawaran untuk grade PP Homopolymers dari para produsen lokal tetap stabil dari pekan lalu. Karena salah satu penawaran produsen saat ini untuk PP Homo Raffia berada pada harga THB28.500/ton ($876/ton) dianggap tidak terjangkau, para pembeli menyatakan ide pembelian mereka pada harga THB500-1.000/ton ($15-31/ton) lebih rendah dari tingkat penawaran awal. Selain itu, sebagian besar konverter meminta jangka waktu pembayaran yang lebih lama, yaitu 60 hari sejak mereka mengalami masalah arus kas. Di Filipina, dua produsen lokal belum mengumumkan harga baru; para produsen tersebut cenderung memberikan penawaran jika ada pesanan dari para pembeli. Seorang trader mengakui bahwa harga terbaru dari salah satu produsen lokal sangat tinggi. Namun, produsen tersebut tidak memiliki alasan untuk merevisi harga karena para pembeli lokal sedang tidak dalam posisi untuk melakukan pembelian. Sementara itu, di pasar terbuka, seorang trader Filipina menawarkan kargo PP Homo Injection dan PP Homo Raffia localized asal Asia Tenggara dengan harga PHP62.000-65.000/ton ($1.224-1.283/ton) dalam tunai, basis FD Filipina dan sudah termasuk PPN 12%. Informasi terperinci untuk pasar Indonesia dan Vietnam tersedia di WeeklySSESSMENTS dari masing-masing negara.
Secara umum, permintaan untuk PP di pasar Asia Tenggara masih tetap lesu karena sentimen masih suram disebabkan oleh dampak pandemi Coronavirus. Di Thailand, sebagian besar pembeli mengambil sikap menunggu dan melihat saja. Sebagian besar konverter mengalami kesulitan dalam menjual produk mereka dan saat ini menjalankan produksi pada kapasitas 30-40% dari tingkat normal. Dari sisi trader, penjualan mereka turun 40% dari penjualan normal sebelum jam malam diberlakukan. Berbicara tentang jam malam, Thailand dilaporkan telah memperpanjang keadaan darurat hingga tanggal 31 Mei, tetapi belum ada pengumuman resmi. Sementara di Filipina, industri polimer tidak diperbolehkan untuk melanjutkan operasi lagi karena lockdown diperpanjang hingga tanggal 15 Mei. Hanya beberapa bisnis yang menyediakan produk-produk penting yang diizinkan untuk beroperasi pada kapasitas produksi 50%. Namun, penjualan secara keseluruhan untuk produk akhir melambat dan menyebabkan penurunan penjualan untuk resin PP dari pihak trader sekitar 30-40% dari hari-hari normal sebelum lockdown diberlakukan. Tidak ada masalah pasokan yang dilaporkan kepada SSESSMENTS.COM karena permintaan di kawasan ini masih tetap lesu.
Ke depannya, para pelaku pasar Asia Tenggara menyatakan kepada SSESSMENTS.COM bahwa prospek pasar PP masih tetap suram. Beberapa pemain pasar berpendapat bahwa bahkan setelah wabah Coronavirus terkendali, masih perlu waktu bagi pasar untuk pulih. Dalam hal harga, peluang untuk terjadi penurunan harga masih tetap terbuka mengingat kondisi permintaan saat ini di wilayah tersebut.
Klik tautan di bawah ini untuk melihat berita dan konten terkait pada PP Asia Tenggara :
WeeklySSESSMENTS: SEA PP Prices W/C April 20
WeeklySSESSMENTS: Vietnam PP Prices W/C April 27
WeeklySSESSMENTS: Indonesia PP Prices W/C April 27
NewsSSESSMENTS: JG Summit Postpone Start-Up Of Petrochemical Units Due To Coronavirus