Prospek Untuk Pasar PP Asia Tenggara Masih Tetap Suram Meskipun Beberapa Negara Melonggarkan Lockdown
- Harga PP di Thailand menunjukkan tren yang berbeda dari pasar lain di Asia Tenggara
- Produsen di Malaysia dan Filipina meningkatkan tingkat operasi
- Prospek masih tetap suram meskipun peraturan lockdown telah dilonggarkan
Para pelaku pasar PP Asia Tenggara masih menyatakan pandangan yang suram kepada SSESSMENTS.COM meskipun peraturan lockdown di beberapa negara telah melonggar. Harga PP di pasar Asia Tenggara dilaporkan stabil kuat. Di Malaysia, harga PP Homo Raffia lokal dilaporkan stabil pada MYR 3.750/ton ($870/ton) dalam ketentuan kredit 30 hari, basis FD Malaysia dan belum termasuk SST 6%. Namun, beberapa transaksi dicapai pada harga MYR100/ton ($23/ton) lebih rendah dari tingkat penawaran awal. Di Thailand, hanya satu produsen yang mengumumkan penawaran terbaru untuk pekan ini. Dibandingkan dengan level pekan lalu, penawaran untuk PP Homo Film, PP Homo Injection, dan PP Homo Raffia muncul dengan kenaikan sebanyak THB500/ton ($15/ton). Produsen tersebut yakin untuk membuat penyesuaian harga naik karena tidak ada tekanan penjualan saat ini. Di pasar impor, para pelaku pasar di Filipina berpendapat bahwa tidak akan ada lagi penawaran PP impor yang rendah ke negara tersebut karena harga sudah mulai meningkat. Informasi terperinci untuk pasar Indonesia dan Vietnam tersedia di WeeklySSESSMENTS dari masing-masing negara.
Dari sisi produksi, tingkat operasi dari para konverter di Filipina dan Malaysia sudah mulai meningkat karena pemerintah telah melonggarkan peraturan lockdown. Di Malaysia, pemerintah juga telah melonggarkan MCO dan menerapkan CMCO (Conditional Movement Control Order) di tiga negara bagian yang berlaku mulai tanggal 4 Mei, sementara sembilan negara bagian lainnya belum mengikuti peraturan tersebut. Produsen yang berlokasi di negara bagian di bawah CMCO diizinkan untuk beroperasi pada tingkat kapasitas maksimum. Di Filipina, produsen plastik diizinkan beroperasi pada kapasitas setengah hingga 80%. Hal ini dimungkinkan karena Pulau Luzon, kecuali Metro Manila, sudah berada di bawah Karantina Masyarakat Umum (GCQ). Sementara di Metro Manila, Enhanced Community Quarantine (ECQ) masih melaksanakan pembatasan tersebut. Dengan demikian, bisnis yang terkait dengan industri plastik belum diizinkan beroperasi. Permintaan untuk resin PP masih lemah karena penjualan produk akhir masih tetap lambat, SSESSMENTS.COM diberitahu
Dari pihak produsen, SSESSMENTS.COM mencatat bahwa Integrated Refinery Petrochemical Complex (IRPC) Thailand berencana melakukan penghentian untuk maintenance di unit PP nomor 3 dan 4 milik perusahaan tersebut pada pertengahan bulan Juni. Terletak di Provinsi Rayong, Thailand, lini nomor 3 dan nomor 4 tersebut masing-masing memiliki kapasitas produksi sebanyak 225.000 ton/tahun dan 160.000 ton/tahun.
Meskipun peraturan lockdown di beberapa negara bagian telah dilonggarkan, sebagian besar para pemain pasar masih menyatakan pandangan pesimistis. Mayoritas pemain pasar berpendapat bahwa pemerintah melonggarkan lockdown karena bahaya ekonomi. Sementara itu, kekhawatiran pada Coronavirus masih bertahan dan tidak ada tanda-tanda peningkatan permintaan untuk produk akhir dalam waktu dekat. Ketika masalah krusial terjadi, para pelaku pasar Asia Tenggara percaya bahwa pasar PP yang lambat akan terus berlangsung, sebagaimana dinyatakan kepada SSESSMENTS.COM.
Klik tautan di bawah ini untuk melihat berita dan konten terkait pada PP Asia Tenggara :
WeeklySSESSMENTS: Harga PP Asia Tenggara Awal Pekan 27 April