Pembeli Indonesia Melewatkan Pembelian PP Karena Harga Minyak Mentah Anjlok
- Penawaran PP lokal dan impor menurun
- Karena harga minyak mentah anjlok, para pembeli memperkirakan harga yang lebih rendah
- Permintaan PP pada umumnya lambat, permintaan yang lancar hanya tercatat untuk PP MI tinggi (MI 35 dan MI 50)
Para pemain pasar melaporkan kepada SSESSMENTS.COM bahwa beberapa pembeli Indonesia melewatkan pengadaan PP karena harga minyak mentah jatuh. Pengurangan harga yang signifikan pada penawaran PP lokal dan localized gagal menarik minat pembeli. Untuk grade PP Homopolymer, penawaran lokal turun antara Rp310.000-500.000/ton ($19-32/ton) sementara penawaran untuk kargo localized dari Asia Tenggara dan Thailand menurun masing-masing antara Rp200.000-450.000/ton ($13-29/ton) dan IDR400.000/ton ($25/ton). Semua dibandingkan dengan pekan lalu. Dari pasar impor, penawaran dari semua negara asal dianggap terlalu tinggi meskipun beberapa produsen menyesuaikan turun penawaran untuk pengiriman bulan Mei. Penawaran PP Homo Raffia dari Vietnam muncul pada harga $860/ton dalam LC at sight, basis CIF pelabuhan utama Indonesia. Seorang produsen Malaysia mengurangi penawaran PP Homopolymers sebesar $50/ton dari bulan April. Sementara itu, produsen Thailand menyesuaikan turun penawaran untuk PP Homo Raffia dan PP Homo Injection masing-masing sebesar $60/ton dan $80/ton, dibandingkan dengan periode waktu yang sama.
Untuk grade Copolymer, penawaran lokal turun sebesar IDR480.000/ton ($31/ton) untuk PP Block Copolymer dan IDR320.000/ton ($20/ton) untuk PP Random Copolymer Injection. SSESSMENTS.COM diinformasikan bahwa kargo PP Block Copolymer impor dari produsen PP Vietnam tersedia pada harga $970/ton LC at sight, basis CIF pelabuhan utama Indonesia. Seorang produsen Thailand menyesuaikan penawaran turun untuk grade yang sama sebesar $70/ton pada perbandingan bulanan.
Terkait dengan permintaan, sebagian besar pelaku pasar menyatakan kepada SSESSMENTS.COM bahwa permintaan untuk PP semakin lambat. Dengan harga minyak mentah yang anjlok ke wilayah negatif, para pembeli berhati-hati dalam melakukan pengadaan karena harga diperkirakan akan bergerak lebih rendah. Selain itu, permintaan untuk produk akhir yang tidak penting terus menurun karena penerapan pembatasan sosial berskala besar. Para konverter masih menjalankan operasi dengan kapasitas yang lebih rendah atau menutup pabrik. Permintaan yang lancar hanya terlihat pada high MI PP (MI 35 and MI 50) karena bahan tersebut digunakan untuk memproduksi masker medis. Karenanya, produk tersebut saat ini tidak tersedia di pasar. Adapun grade PP lainnya, tidak ada masalah pasokan yang dilaporkan. Dari sektor produksi, Polytama Propindo menginformasikan bahwa pabrik PP-nya akan mulai beroperasi kembali pada tanggal 22 April jika tidak ada masalah. Produsen tersebut sebelumnya menutup pabrik PP berkapasitas 300.000 ton/tahun itu untuk maintenance pada tanggal 29 Maret.
Ke depannya, para pelaku pasar yang dihubungi oleh SSESSMENTS.COM percaya bahwa harga PP akan semakin menurun dengan mempertimbangkan pergerakan harga minyak mentah dan monomer. Adapun untuk permintaan, beberapa pemain pasar memprediksi bahwa pasar akan tetap lambat sampai akhir tahun sementara beberapa yang lain memperkirakan adanya sejumlah peningkatan pada paruh kedua tahun 2020 atau segera setelah perayaan Idul Fitri pada akhir bulan Mei.
Klik di bawah ini untuk melihat berita dan konten terkait pada PP:
NewsSSESSMENTS: Updates On Polytama Propindo PP Plant Maintenance
NewsSSESSMENTS: Asia Polymers Market Reactions Following U.S Crude Oil Price Crashes Below Zero