Ketakutan Akan Gelombang Kedua COVID-19 Menghindarkan Pembeli Vietnam Dari Kegiatan Isi Ulang Kargo
- Produsen PP Homo Raffia lokal menyesuaikan penawaran pada tingkat yang mengejutkan
- Para Pembeli menunjukkan penolakan terhadap harga PP yang tinggi saat ini
- Pelaku pasar berbagi pendapat yang berbeda tentang prospek harga PP
Sebagaimana diinformasikan kepada SSESSMENTS.COM, ketakutan akan gelombang kedua COVID-19 menghambat para pembeli Vietnam untuk mengisi ulang kargo PP. Pada pekan yang dimulai tanggal 29 Juni, PP Homo Raffia asal Cina dan India lokal meningkat sebesar VND200.000-500.000/ton ($9-21/ton) pada perbandingan pekanan. Demikian juga, seorang trader meningkatkan penawaran PP Homo Raffia localized asal Saudi antara VND500.000-800.000/ton ($21-34/ton) dibandingkan dengan periode waktu yang sama. Sebaliknya, seorang produsen lokal menawarkan PP Homo Raffia untuk alokasi akhir pengiriman bulan Juli dengan harga di bawah harga pasar di level VND21.600.000/ton ($924/ton) dalam tunai, basis FD Ho Chi Minh dan belum termasuk PPN 10% karena sangat membutuhkan uang tunai. Dibandingkan dengan level pekan lalu termasuk PPN, penawaran ini VND2.700.000/ton ($115/ton) lebih rendah. Di pasar impor, seorang trader menyebutkan bahwa saat ini, harga PP impor di Vietnam adalah yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya. Pekan ini, penawaran untuk pengiriman bulan Juli untuk PP Homo Raffia asal Saudi dan Korea Selatan bergerak lebih tinggi $60-70/ton dibandingkan dengan pengiriman bulan Juni. Sementara untuk penawaran PP Homo Raffia dari produsen PP Saudi lainnya tersedia dengan harga $40/ton lebih tinggi pada perbandingan pekanan. Adapun untuk grade lainnya, penawaran untuk pengiriman bulan Juli untuk PP Random Copolymer Injection asal Emirat melonjak $60/ton dibandingkan dengan pengiriman bulan Juni.
Menurut para pelaku pasar, permintaan PP di Vietnam masih tetap lambat pekan ini. Para pembeli menunjukkan penolakan terhadap harga PP yang tinggi saat ini; yang mengurangi sentimen pembelian di negara tersebut. Selain itu, sebagian besar pembeli lebih memilih untuk menghentikan kegiatan pengisian ulang untuk mengantisipasi gelombang kedua COVID-19. Demikian juga, permintaan produk jadi untuk sektor kemasan konstruksi masih tetap lambat dan saat ini, sebagian besar konverter di sektor ini beroperasi sekitar 50% dari produksi normal. Namun, seorang konverter kemasan beras menyatakan bahwa perusahaannya masih harus beroperasi dengan kapasitas penuh meskipun permintaan produk jadi lambat karena banyak biaya tetap bulanan yang bertambah. Dari sisi pasokan, tidak ada masalah signifikan yang dilaporkan kepada SSESSMENTS.COM.
Ke depannya, beberapa pelaku pasar berpendapat bahwa harga PP masih memiliki peluang untuk meningkat lebih lanjut mengingat tren kenaikan harga minyak mentah dan monomer. Namun, sisanya percaya bahwa harga PP akan turun karena permintaan PP diperkirakan akan melambat karena adanya kemungkinan besar gelombang kedua COVID-19, sebagaimana dinyatakan pada SSESSMENTS.COM.
