Permintaan PVC Di Indonesia Terus Merosot, Para Konverter Menerapkan Berbagai Strategi Yang Berbeda Untuk Meminimalkan Biaya Ditengah Berkurangnya Kapasitas Operasi
- Sebagian besar pemasok lokal belum mengumumkan penawaran pengiriman bulan Mei
- Sulfindo Indonesia mengurangi tingkat produksi di tengah permintaan yang lambat
- Pasar domestik akan lebih sepi jika pembatasan sosial berskala besar diberlakukan di kota-kota besar lainnya
Sebagaimana diinformasikan kepada SSESSMENTS.COM, para konverter di Indonesia menerapkan strategi yang berbeda untuk meminimalkan biaya produksi di tengah penurunan kapasitas operasi. Pada pekan yang dimulai tanggal 20 April, penawaran pengiriman bulan April untuk PVC berbasis ethylene dari produsen lokal turun $20/ton pada level bawah dari rentang harga dibandingkan dengan penawaran pada awal bulan April. Sementara dalam mata uang Rupiah, penawaran PVC berbasis ethylene dari produsen lokal tersedia pada level rendah di harga Rp11.900.000-12.900.000/ton ($766-830/ton) tergantung pada volume dan ketentuan pembayaran karena produsen telah berada di bawah tekanan untuk menjual kargo PVC. Adapun penawaran pengiriman bulan Mei, sebagian besar pemasok belum mengumumkan penawarannya. Di pasar impor, seorang trader berpendapat bahwa penawaran pengiriman bulan Mei dari produsen utama PVC Taiwan dengan pengurangan harga sebanyak $160/ton cukup menarik, namun, mengingat situasi pandemi saat ini, para pembeli masih tidak dapat menerima tingkat harga itu.
Permintaan PVC di Indonesia terus merosot di tengah wabah Coronavirus, kata mereka pada SSESSMENTS.COM. Untuk meminimalkan biaya, beberapa konverter mengurangi jumlah pekerja sementara beberapa lainnya mengatur ulang shift pekerja karena produksi hanya berjalan di bawah tingkat 50% dari kapasitas normal. Namun, meskipun kapasitasnya berkurang, seorang konverter lokal menyatakan bahwa pesanan yang ada dari produsen kabel dan kawat di wilayah tersebut tidak terpengaruh oleh pembatasan sosial berskala besar, seperti di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi yang masih dapat mendukung produksi perusahaannya. Semantara itu produsen PVC lokal, Sulfindo di Indonesia telah mengurangi tingkat produksi di tengah permintaan yang lambat. Namun, tidak ada informasi lebih lanjut mengenai tingkat operasi saat ini.
Ke depannya, sebagian besar pelaku pasar sepakat bahwa pasar PVC akan lebih sepi jika pembatasan sosial berskala besar diberlakukan pada kota-kota besar lainnya, seperti Bandung (kota terbesar keempat di Indonesia) dan Surabaya (kota terbesar kedua di Indonesia). Dalam hal harga, harga PVC lokal diperkirakan akan mengikuti tren harga internasional, sebagaimana dinyatakan pada SSESSMENTS.COM.
Klik tautan di bawah ini untuk melihat cerita dan konten terkait PVC di Indonesia:
NewsSSESSMENTS: Indonesian PVC Producer Slashes Operating Rate As Demand Sags
WeeklySSESSMENTS: Indonesia PVC Prices W/C April 13