Presiden China Xi Jinping mengatakan dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Selasa bahwa negara itu akan berhenti berinvestasi di pembangkit listrik tenaga batu bara baru di luar negeri dan sebaliknya akan membantu negara-negara berkembang membangun energi hijau dan rendah karbon. Langkah itu dilakukan ketika Beijing menghadapi tekanan yang meningkat untuk mengakhiri pembiayaan batu bara luar negeri dan meningkatkan langkah-langkah untuk memangkas emisi karbon.
Beijing adalah pemodal terbesar proyek pembangkit listrik tenaga batu bara di seluruh dunia. Analis mengatakan bahwa kebijakan terbaru akan memangkas sekitar $50 miliar investasi yang dialokasikan untuk 44 pembangkit listrik batu bara di negara-negara seperti Indonesia, Vietnam, Pakistan, Bangladesh, Serbia, dan Afrika Selatan. Analis memperkirakan jika terwujud, rencana tersebut berpotensi memangkas masa depan CO 2 emisi sebesar 200 juta ton/tahun.
Sebelumnya, Jepang dan Korea Selatan juga mengumumkan penarikan mereka dari proyek pembangkit listrik tenaga batu bara di luar negeri. Langkah China disambut oleh negara lain, tetapi tidak memiliki detail. Pada saat yang sama, China terus memperluas kapasitas pembangkit listrik tenaga batubara domestiknya. Negara menugaskan 38.4 GW kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara baru pada tahun 2020 dan memiliki 88,1 GW dalam masa pembangunan.