Search posts by:

Search posts by:

Newsletter successfully sent
Failed to send newletter

NewsSSESSMENTS: Keuntungan Petrochemical Asia Naik Karena Harga Minyak yang Murah, Permintaan Naik dari Cina

Author: SSESSMENTS

Keuntungan petrochemical Asia naik lebih dari satu tahun, didorong oleh harga minyak yang murah dan kenaikan permintaan plastik di Cina karena aktivitas industri mulai kembali, sumber pasar menginformasikan kepada SSESSMENTS.COM. Kembali beroperasinya ribuan pabrik di Cina meningkatkan penggunaan plastik dan kemasan, yang pada akhirnya, mengangkat permintaan polypropylene (PP) dan polyethylene (PE).

Seorang pejabat dengan produsen petrokimia Korea Selatan mengatakan bahwa normalisasi di aktivitas manufaktur di Cina telah meningkatkan permintaan akan bahan yang terkait dengan COVID-19, seperti lelehan PP untuk membuat masker wajah dan latex untuk memproduksi sarung tangan medis. Permintaan membaik seiring jatuhnya harga minyak, secara signifikan mengurangi harga nafta, bahan baku utama petrokimia di Asia.

Cina berkontribusi lebih dari 30% dari permintaan PE di seluruh dunia, mengambil setengahnya dari pemasok luar negeri seperti Timur Tengah, Korea Selatan, Asia Tenggara, Taiwan, dan Amerika Serikat. Beberapa analis memperkirakan Cina mengkonsumsi sekitar 33-35 juta ton PE pada tahun 2020, relatif tidak berubah dari tahun 2019. Tanpa pandemi Coronavirus, permintaan PE di Cina diperkirakan sekitar 36-37 juta ton tahun ini.

Seperti yang dicatat oleh SSESSMENTS.COM, harga naphtha Asia jatuh ke level terendah dalam 20 tahun, melampaui penurunan PE dan meningkatkan keuntungan plastik di seluruh Asia. Menurut Korea Petrochemical Industry Association, rata-rata keuntungan produksi untuk LDPE di Asia Timur Jauh sekitar $560/ton, naik dari $400/ton pada pertengahan kedua tahun 2019. Sedangkan keuntungan produksi untuk HDPE naik $500/ton dari di bawah $250/ton di akhir tahun 2019. Keuntungan tersebut diatas break even point rata-rata untuk produsen plastik yang sebesar $400-450/ton.

Kenaikan keuntungan tersebut diperkirakan akan memberikan insentif bagi produsen besar petrokimia Asia untuk meningkatkan produksi mereka. Namun, permintaan untuk produk jadi di Amerika Utara dan Eropa masih tetap lemah, dan konsumsi diperkirakan akan memakan waktu hingga kuartal ketiga atau awal kuartal keempat untuk pulih.

Tags: Asia Pacific,China,Indonesian,NEA,News,PE,PP

Published on April 29, 2020 1:10 PM (GMT+8)
Last Updated on April 29, 2020 1:11 PM (GMT+8)