Perusahaan energi asal Afrika Selatan, Sasol, berusaha untuk melepaskan saham minoritas di Lake Charles Chemical Project (LCCP) senilai $13 miliar untuk memperkuat keuangan di tengah harga minyak yang terus rendah. Sumber pasar yang mengetahui tentang masalah ini menyatakan perusahaan tersebut telah mempekerjakan Bank of America Corp. untuk penjualan saham dan akan lebih memilih mitra industri sehingga dapat menyusun kesepakatan sebagai usaha patungan. Salah satu sumber pasar menyatakan keputusan perusahaan tersebut bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan pada bulan Juni.
Sebagaimana dicatat oleh SSESSMENTS.COM, LCCP Sasol di Louisiana memiliki cracker dengan kapasitas produksi sebanyak 1,5 juta ton/tahun dan beberapa pabrik di hilir, termasuk pabrik LLDPE dengan kapasitas produksi sebanyak 470.000 ton/tahun, pabrik LDPE dengan kapasitas produksi sebanyak 420.000 ton/tahun, dan pabrik EO/MEG dengan kapasitas produksi sebanyak 380.000 ton/tahun. Proyek ini adalah inti dari visi Sasol untuk menjadi produsen petrokimia global dan melakukan diversifikasi jauh dari minyak.
Namun, hal tersebut mengalami penundaan yang berulang termasuk masalah teknis pada cracker dan kerusakan unit LDPE. Saham Sasol telah turun 82% pada tahun 2020, dikarenakan investor melihat tekanan pada neraca keuangan. Sedangkan, Service Investor Moody menurunkan peringkat utang Sasol.
Sasol berencana menaikan 6 juta pada akhir tahun fiskal 2021, sebagian besar melalui program divestasi karena berusaha untuk mengurangi sebagian dari beban hutang yang sebanyak $10 miliar. Perusahaan tersebut sedang dalam pembicaraan dengan pemberi pinjaman untuk fleksibilitas pembayaran dan membuka kemungkinan akan menjual sekitar $2 miliar saham.