BMDTP yang Belum Dirilis Menghalangi Pembeli Indonesia Untuk Melakukan Pengadaan Kargo PP Impor
- Produsen utama polyolefin di Indonesia menyesuaikan harga PP lokal dua kali pekan ini
- Sejauh ini belum ada kesepakatan untuk kargo impor
- Permintaan PP akan membutuhkan waktu untuk meningkat
Para pelaku pasar Indonesia mengatakan kepada SSESSMENTS.COM bahwa karena pemerintah belum merilis fasilitas BMDTP (Bea Cukai Ditanggung oleh Pemerintah), penawaran PP impor, terutama kargo asal Timur Tengah dianggap tidak terjangkau. Menurut sebuah rumah dagang global, PP Homo Raffia impor yang berasal dari Timur Tengah ke Indonesia tersedia pada harga $830/ton dalam LC at sight, basis CIF pelabuhan utama Indonesia. Namun, para pembeli menunjukkan tanggapan yang dingin karena tingkat yang bisa diterapkan seharusnya adalah pada rentang $740-745/ton dengan ketentuan pembayaran dan pengiriman yang sama. Karena ide pembelian dari pembeli dianggap terlalu rendah, rumah dagang global memutuskan untuk menjual semua alokasi ke pasar Vietnam. Untuk kargo asal Asia Tenggara, penawaran untuk pengiriman bulan Juni untuk kargo PP asal Malaysia ke Indonesia turun sebanyak $20/ton dibandingkan dengan pengiriman bulan Mei.
Di pasar lokal, produsen utama polyolefin Indonesia telah menyesuaikan penawaran dua kali pekan ini. Pada tanggal 11 Mei, penawaran tersebut muncul dengan kenaikan sebanyak Rp210.000/ton ($14/ton) untuk PP Homo Film dan sebanyak Rp110.000/ton ($7/ton) untuk PP Homo Raffia. Namun, dalam interval satu hari, produsen tersebut membuat penyesuaian naik pada harga lebih lanjut. Pada daftar harga kedua, SSESSMENTS.COM mencatat bahwa harga PP Homo Film dan PP Homo Raffia meningkat sebesar Rp150.000/ton ($10/ton) sementara PP Random Copolymer Injection bergerak naik antara Rp150.000-160.000/ton ($10-11/ton). Rumor mengatakan bahwa produsen itu memiliki kesalahan produksi di pabrik PP yang menyebabkan koreksi harga naik.
Permintaan untuk seluruh grade resin PP masih tetap lemah karena permintaan untuk produk akhir belum menunjukkan peningkatan yang signifikan meskipun beberapa kota telah mencabut pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Untuk produk jadi, permintaan yang berkelanjutan hanya dilaporkan untuk karung beras, pakan ternak, dan kemasan pupuk kandang. Dari sisi pasokan, tidak ada masalah signifikan yang dilaporkan oleh para pelaku pasar Indonesia kepada SSESSMENTS.COM..
Ke depannya, sebagian besar pelaku pasar Indonesia menyatakan prospek yang bearish untuk pasar PP lokal. Meskipun pembatasan sosial berskala besar di sebagian besar kota di Indonesia direncanakan akan dicabut pada akhir bulan Mei, para pemain pasar pesimistis bahwa permintaan akan segera meningkat setelah lockdown dicabut, sebagaimana dinyatakan kepada SSESSMENTS.COM.
Klik tautan di bawah ini untuk melihat berita dan konten terkait pada PP: