Pasar PP Pakistan Bergerak Berjalan Terus Di Tengah Memburuknya Pandemi Coronavirus
- Penawaran lebih dari $1.000/ton dianggap terlalu tinggi oleh pembeli
- Permintaan dilaporkan masih ada di tengah memburuknya situasi coronavirus
- Permintaan akan melemah di waktu mendatang
Pasar PP Pakistan bergerak di tengah pandemi coronavirus yang memburuk. Seorang distributor mengungkapkan kepada SSESSMENTS.COM bahwa penawaran untuk kargo PP dari Uni Emirat Arab meningkat antara $40-50/ton dibandingkan dengan bulan lalu. Namun, karena alokasi agak terbatas, mereka sudah menjual habis kargo sejak pekan pertama bulan Juni. Untuk PP homopolymer, kesepakatan harga disimpulkan pada level $850/ton, dan PP Block Copolymer antara $890-900/ton, sedangkan PP Random Copolymer Injection pada harga $980/ton. Salah satu trader melaporkan bahwa awal pekan ini, mereka hanya menerima penawaran PP Block Copolymer impor dari Korea Selatan pada harga $1.030/ton. Trader tersebut juga melaporkan bahwa para pembeli tidak tertarik dengan penawaran ini, yang dianggap terlalu tinggi. Semua penawaran dalam LC at sight, basis CFR Pelabuhan Karachi.
Distributor tersebut mengatakan kepada SSESSMENTS.COM bahwa permintaan dapat bertahan pekan ini dengan perusahaan mereka berhasil menjual habis kargo dan sekarang menunggu penawaran untuk pengiriman bulan Juli dari para pemasok asing. Bukan hanya karena kuantitas yang lebih rendah tetapi distributor itu melihat pasar Pakistan sudah menunjukkan sejumlah peningkatan setelah liburan Idul Fitri. Distributor tersebut mengutip bahwa kapasitas produksi pelanggan mereka saat ini masih berada di tingkat 60-70%, tetapi permintaan bahan baku dapat dipertahankan. Namun, SSESSMENTS.COM mencatat bahwa seluruh industri plastik dan kimia memiliki kekhawatiran karena belum memiliki gambaran yang jelas ke depannya karena Pakistan memperkenalkan kebijakan “smart lockdown". Menurut laporan oleh Anadolu pada hari Senin (15 Juni), Pakistan mengidentifikasi 20 wilayah termasuk Islamabad, Karachi, Lahore, Peshawar, dan Quetta, sebagai "hotspot" atau memiliki kemungkinan peningkatan rasio/kecepatan infeksi virus corona. Sejalan dengan kebijakan smart lockdown", hotspot ini akan ditutup karena berbagai sektor ekonomi diizinkan untuk dibuka. Smart lockdown ini merupakan perkembangan negatif setelah pada tanggal 9 Mei, Pakistan mencabut lockdown skala besar pertama-nya. Sebelum dibuka kembali, Pakistan telah mencatat adanya sekitar 25.000 infeksi menurut laporan New York Times. Angka resmi per tanggal 17 Juni menunjukkan 154.760 kasus yang dikonfirmasi. Kesengsaraan Pakistan juga diperburuk oleh kondisi ekonomi yang anjlok karena pandemi. Sebagaimana dicatat SSESSMENTS.COM, ekonomi Pakistan dapat mengalami kontraksi 0,2% pada tahun fiskal berikutnya sesuai dengan proyeksi Bank Dunia. Menurut Institut Ekonomi Pembangunan Pakistan, hingga 25% dari 74 juta pekerjaan di negara itu bisa hilang selama pandemi. Klik di sini untuk informasi lebih lanjut tentang dampak coronavirus pada permintaan polymer Pakistan.
Ketika para pelaku pasar memantau situasi, mereka berbagi kepada SSESSMENTS.COM bahwa negara bagian Punjab telah memulai lockdown mereka sendiri selama dua pekan sejak hari Selasa, 16 Juni. Seorang trader menunjukkan hal itu akan menyebabkan masalah tenaga kerja karena tidak mungkin para pekerja akan dapat mencapai tempat kerja mereka. Pandangan berbeda dinyatakan oleh seorang distributor lokal yang berpendapat bahwa hal itu akan menyebabkan efek kecil pada sektor industri karena lockdown sebagian besar berada di daerah perumahan. Pada akhirnya, para pelaku pasar mengatakan bahwa permintaan resin PP bisa turun 10% karena kebijakan pembatasan baru yang diterapkan oleh pemerintah tersebut.
