Seorang produsen PE Indonesia menyatakan kepada SSESSMENTS.COM bahwa perusahaannya telah memutuskan untuk berhenti menawarkan HDPE Film dan LLDPE Film C4 ke pasar domestik pekan ini, dengan alasan kenaikan biaya ethylene. Sebagaimana diinformasikan, produsen tersebut menghadapi tekanan penjualan karena kenaikan tajam pada harga ethylene yang mendorong biaya produksi lebih tinggi. Harga ethylene di wilayah Asia Tenggara terus naik bulan ini, mendekati level $800/ton dalam basis CFR, didukung oleh pasar energi yang lebih kuat dan pasokan yang terbatas.Dibandingkan dengan awal bulan Juni, harga ethylene dalam basis CFR Asia Tenggara telah meningkat $110/ton, tercatat pada harga $787-795/ton pada penetapan tanggal 23 Juni. Demikian juga, harga ethylene dalam basis CFR Asia Timur Laut telah menembus di atas level $800/ton.
Produsen tersebut menyebutkan bahwa pekan ini, sejumlah besar pembeli bersedia membuat perjanjian kontrak dengan perusahaannya untuk LLDPE Film C4 karena harga kontrak tersedia beberapa juta lebih rendah dari harga pasar, tercatat pada harga Rp11.000.000/ton ($774/ton) dalam tunai, basis FD Indonesia dan tidak termasuk PPN 10%. Selanjutnya ditambahkan, penawaran LLDPE Film C4 spot di pasar domestik tersedia dengan harga Rp13.800.000/ton ($972/ton) dengan ketentuan pembayaran dan pengiriman yang sama. Namun, produsen itu tidak akan menerima permintaan kontrak karena perusahaannya tidak memiliki kuota tersisa untuk perjanjian kontrak baru. “Pembicaraan pasar mengatakan bahwa produsen utama polyolefin Indonesia hanya akan dapat memenuhi volume kontrak sekitar 60% pada Q3 tahun 2020. Sementara itu, rumah dagang lokal terbesar di Indonesia tidak akan memperpanjang perjanjian kontrak dengan pelanggan karena perusahaannya mengalami kerugian,” produsen tersebut menambahkan kepada SSESSMENTS.COM.