Perubahan Pasar PE Indonesia Didorong Oleh Biaya Sektor Hulu Dan Keterbatasan Pasokan
- Pergerakan harga dipicu oleh keterbatasan pasokan
- Tren rutin dalam hal permintaan tidak lagi terjadi tahun ini karena pandemi
- Prospek harga masih sulit untuk diterka
Biaya monomer yang tinggi dan keterbatasan pasokan mendorong perubahan di pasar PE Indonesia pekan ini. Para pelaku pasar memberitahu SSESSMENTS.COM bahwa penawaran LLDPE Film C4 lokal berada pada harga Rp13.800.000/ton ($973/ton) atau IDR900.000/ton ($63/ton) lebih tinggi dibandingkan dengan pekan lalu. Peningkatan harga ini dianggap oleh pasar dipicu oleh penutupan pabrik LLDPE pada produsen utama polyolefin Indonesia. Produsen tersebut tidak mengalami gangguan di lini produksi lainnya karena para distributor menyediakan penawaran HDPE Film pekan ini di harga Rp13.800.000/ton ($973/ton), meningkat sebesar Rp300.000/ton ($21/ton) dari pekan lalu. Sementara itu, kargo localized asal Thailand naik sebesar Rp200.000/ton ($14/ton) untuk HDPE Film, sementara LDPE Film bergerak lebih tinggi sebesar Rp600.000/ton ($42/ton) dari pekan lalu. Penyesuaian naik yang signifikan juga diterapkan pada kargo localized dari Malaysia dengan LLDPE Film C4 pada harga IDR13.800.000/ton ($973/ton), melonjak sebesar IDR700.000/ton ($49/ton) dibandingkan pekan lalu. Dari pasar impor, seorang konverter menginformasikan bahwa perusahaannya mendapatkan HDPE Film dan LLDPE Film C4 dari Timur Tengah dengan harga $850/ton, tingkat yang sama dengan penawaran awal. Dibandingkan dengan dua bulan lalu, penawaran ini $100/ton lebih tinggi. Sebuah rumah dagang global menginformasikan bahwa penawaran LLDPE Film C4 asal AS masih tetap stabil dari pekan lalu pada harga $830/ton. Sementara kesepakatan harga untuk kargo LLDPE Film C4 asal AS dari penjual lain tercatat pada harga $800/ton.
Penjualan pada pihak para produsen masih tidak stabil pada saat ini. Dengan pasokan yang terbatas, ada fenomena bahwa para pelanggan masih menunjukkan tanggapan dingin terhadap penawaran yang tersisa dengan beberapa pembeli membeli kargo dalam jumlah kecil sementara sisanya ragu-ragu dan memilih untuk tidak membeli. Bicara spesifik tentang produk akhir, permintaan domestik untuk kantong plastik sekali pakai, tas plastik fashion dan kantong plastik roti secara bertahap membaik. Di sisi lain, permintaan produk akhir dari pasar ekspor bergerak lebih lambat seperti yang dilaporkan para konverter. Berdasarkan tren tahunan, SSESSMENTS.COM mencatat musim puncak untuk kantong plastik HDPE berlangsung selama bulan Ramadhan hingga perayaan Idul Fitri (April-Juni) dan akhir tahun (Oktober-Desember). Tren rutin ini bergeser tahun lalu dan pelaku pasar meragukan tren rutin itu akan terulang tahun ini, mengingat situasi pasar yang tidak jelas di tengah masalah pandemi. Tidak ada musim puncak yang ditunjukkan pada penjualan selama bulan April-Mei dan elemen apakah penjualan yang lebih baik bulan ini dihitung sebagai puncak atau lonjakan. Situasi pasar sekarang tergantung pada arus kas pelanggan, kondisi ekonomi dan bagaimana pemerintah menangani masalah coronavirus. Namun, sebagian besar konverter terus menjalankan pabrik mereka pada kapasitas penuh. Beralih ke sektor pasokan, pabrik LLDPE dengan kapasitas tahunan sebesar 400.000 ton yang dimiliki oleh Chandra Asri Petrochemical yang baru saja melanjutkan operasi pada tanggal 22 Juni pagi mengalami penutupan di sore hari. Pabrik LLDPE tersebut digunakan untuk memproduksi LLDPE Film C4 dan LLDPE Roto 3840. Pabrik itu telah ditutup sejak sebelum tanggal 8 Juni, sehingga penutupan terakhir menunjukkan masalah yang serius, oleh karena itu, produsen itu membatalkan restart sampai beberapa waktu mendatang.
Berbicara tentang prospek, pelaku pasar tidak yakin bagaimana tren harga akan bergerak. Namun, melihat harga bahan baku yang kuat dan keterbatasan pasokan, peluang untuk terjadi kenaikan harga masih ada menurut para pemain pasar seperti yang dikutip oleh SSESSMENTS.COM.